Laporan Praktikum Teknologi Benih Melly Qodariyah/ A42220122/ TPP Gol A

Struktur Benih dan Perkecambahan Tanaman Dikotil dan Monokotil

19 September 2023


Struktur benih dan Perkecambahan Tanaman Dikotil dan Monokotil

oleh: 

Melly Qodariyah

A42220122

TPP/ Golongan A


 Apa itu Benih?

Benih merupakan bahan dasar pemeliharaan tanaman yang digunakan untum menumbuhkan tanamam baru. Dalam konteks tanaman, benih dapat berupa biji atau tumbuhan kecil hasil perkecambahan, pendederan, atau perbanyakan aseksual. Sedangkan dalam konteks pertanian, benih tanaman adalah biji yang telah mengalami perlakuan khusus sehingga dapat digunakan sebagai sarana dalam memperbanyak tanaman. Menurut Sumpena (2006), benih tanaman merupakan sarana yang sangat penting dalam produksi tanaman pertanian dan menjadi pembawa perubahan teknologi. 

Benih memiliki berbagai macam bentuk, ukuran dan warna yang beragam tergantung pada jenis tanaman yang hasilkan. Contohnya, ada benih yang berbentuk bulat, segita, pipih, berambut dan sebagainya.



Bagaimana cara mengamati struktur benih?

Benih tanaman memiliki struktur yang cukup kompleks meskipun berbentuk biji kecil. Struktur benih tersebut terdiri dari beberapa bagian utama yakni embrio, endosperm dan kulit benih.

Embrio merupakan jaringan bakal tumbuhan yang akan tumbuh bila kondisi lingkungan memungkinkan. Embrio terdiri dari beberapa bagian, seperti plumula, radikula dan kotiledon. Sedangkan Endosperm merupakan jaringan makanan yang terdapat pada benih berfungsi sebagai sumber makanan bagi embrio selama berkecambah. Dan kulit benih berfungsi melindungi isi benih dari kerusakan oleh infeksi atau hama.

Untuk dapat mengamati struktur dari benih dikotil maupun monokotil secara visual perlu dilakukan pembelahan pada benih yang akan diamati. Meskipun begitu tidak semua struktur benih dapat terlihat secara jelas, sehingga perlu adanya sebuah treatment agar beberapa bagian benih yang tidak terlihat secara jelas dapat terlihat secara visual.

Dalam praktikum pengamatan struktur benih, diperlukan beberapa bahan dan alat yang digunakan serta prosedur kerja yang benar.

- Alat dan Bahan:

Alat yang di gunakan yaitu pisau atau cutter, talenan dan kaca pembesar.

- Bahan:

Bahan yang digunakan adalah benih padi, benih kacang panjang, benih cabe, benih tomat, benih jagung, benih kacang hijau, benih mentimun, dan benih kacang tanah.

-Prosedur kerja pengamatan:

1. Rendam benih selama 24 jam pada beberapa benih.

2. Lakukan pembelahan benih secara membujur.

3. Lakukan pengamatan pada bagian-bagian benih seperti kulit benih, endosperm (lapisan dalam) dan embrio.

4. Lakukan identifikasi apakah benih tersebut tergolong Monokotik atau Dikotil.



Hasil Pengamatan :

Struktur benih monokotil dan dikotil memiliki perbedaan signifikan.

a. Monokotil:

- Bijinya berkeping satu

- Bagian makanannya berupa endosperm

- Embrio terdiri dari, kotiledon, plumula, koleoptil dan radikula dan koleoriza.


b. Dikotil

- Bijinya berkeping dua

- Cadangan makannya adalah kotiledon

- Embrio terdiri dari kotiledon, epikotil, plumula, hipokotil dan radikula

- Ketika berkecambah, biji dikotil akan terbelah menjadi dua daun lembaga


1. Benih Padi (Oryza sativa L.)

Tergolong dalam struktur benih Monokotil

Keterangan :
1. Kulit benih
2. Endosperm (bagian dalam)
3. Embrio

2. Benih Kacang Panjang (Vigna unguilcata)

Tergolong dalam struktur benih Dikotil

Keterangan: 
1. Kulit benih
2. Plumula
3. Epikotil
4. Hipokotil
5. Radikula
6. Kotiledon

3. Benih Cabe (Capsicum annuum)

Tergolong dalam struktur benih Dikotil

Keterangan:
1. Radikula
2. Kulit benih
3. Kotiledon
4. Hipokotil
5. Micropilar endosperm

4. Benih Tomat (Solanum lycopersicum)

Tergolong dalam struktur benih Dikotil

Keterangan:
1. Kulit benih
2. Micropilar endosperm
3. Radikula
4. Hipokotil
5. Kotiledon

5. Benih Jagung (Zea mays)


Keterangan:
1. Kulit benih
2. Endosperm
3. Kotiledon
4. Koleoptil
5. Plumula
6. Epikotil
7. Radikula
8. Koleoriza

6. Benih Kacang Hijau (Vigna radiata)

Tergolong dalam struktur benih Dikotil

Keterangan:
1. Kulit benih
2. Radikula
3. Hipokotil
4. Epikotil
5. Plumula
6. Kotiledon

7. Benih Mentimun (Cucumis sativus)

Tergolong dalam struktur benih Dikotil

Keterangan: 
1. Kulit benih
2. Radikula
3. Epikotil
4. Hipokotil
5. Plumula
6. Kotiledon

8. Benih Kacang tanah (Arachis hypogaea L.)

Tergolong dalam struktur benih Dikotil

Keterangan:
1. Hipokotil
2. Radikula
3. Epikotil
4. Plumula
5. Kotiledon
6. Kulit benih



Apa itu Perkecambahan?

Perkecambahan benih adalah proses awal pertumbuhan suatu tumbuhan, terutama pada tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda, yang dikenal sebagai kecambah. Proses perkecambahan terdiri dari beberapa tahap, yaitu imbibisi, pembentukan enzim, dan pemanjangan sel radikula. 

- Tahap imbibisi: Biji memiliki struktur kering karena kadar airnya sedikit. Untuk itu, biji akan mulai tumbuh ketika menyerap udara dari lingkungan sekitar (tanah dan udara), sehingga akan dimulainya proses perkecambahan

- Tahap pembentukan enzim: Setelah biji menyerap udara, enzim akan terbentuk untuk memecah cadangan makanan dalam biji menjadi gula yang kemudian digunakan sebagai sumber energi untuk pembelahan dan pertumbuhan sel

- Tahap pemanjangan sel radikula: Pada tahap ini, radikula akan muncul dan berkembang membentuk akar. Selain itu, kulit biji juga akan tumbuh. 

Setelah tahap-tahap tersebut, kecambah akan terbentuk dan tumbuh menjadi tumbuhan muda. Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan, dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal. 



Bagaimana cara mengamati struktur Kecambah?

Struktur kecambah dapat diamati pada benih yang telah berkecambah. Struktur benih pada beberapa jenis tanaman seperti kedelai, jagung, kacang tanah, dan padi terdiri dari kulit benih, kotiledon, hipokotil, radikula, dan plumula. 

Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar, sedangkan kotiledon tetap berada di dalam tanah. Sedangkan pada perkecambahan epigeal, kotiledon yang membawa cadangan makanan keluar dari tanah dan terlihat di atas permukaan tanah.

Untuk mengamati struktur kecambah tergolong dalam perkecambahan epigeal atau hipogeal, dapat dilakukan dengan mencabut benih yang telah berkecambah dengan hati-hati dan jangan sampai merusaknya. Parameter pengamatan pada setiap perkecambahan benih meliputi panjang akar dan panjang tunas, jumlah benih yang berkecambah, serta fase-fase perkecambahan benih mulai saat tanam sampai hari ketujuh.

Alat:
1. Kaca pembesar
2. Kertas atau tissue
3. Kamera Hp

Bahan:
1. Sampel kecambah epigeal meliputi kacang tanah, kacang panjang, kacang hijau dan kedelai
2. Sampe kecambah hipogeal meliputi jagung 
3. Air bersih

Langkah kerja:
1. Cuci akar kecambah hingga bersih dengan air.
2. Letakkan sampel kecambah diatas tissue.
3. Lakukan pengamatan dan identifikasi pada bagian-bagian kecambah menggunakan kaca pembesar.
4. Foto sampel kecambah menggunakan kamera Hp sebagai dokumentasi untuk pembuatan laporan.


Hasil Pengamatan: 

1. Jagung  (Zea mays)

Tergolong dalam perkecambahan Hipogeal

Keterangan:
1. Radikula/ Akar
2. Kotiledon
3. Endosperm
4. Koleoptil
5. Daun sejati

2. Kacang Hijau (Vigna radiata)

Tergolong dalam perkecambahan Epigeal

Keterangan:
1. Radikula/ akar
2. Hipokotil
3. Kotiledon
4. Epikotil
5. Daun sejati

3. Kedelai (Glycine max L.)

Tergolong dalam perkecambahan Epigeal

Keterangan:
1. Radikula/ akar
2. Hipokotil
3. Kotiledon
4. Epikotil
5. Daun sejati

4. Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)

Tergolong dalam perkecambahan Epigeal

Keterangan:
1. Radikula/ akar
2. Hipokotil
3. Kotiledon
4. Epikotil
5. Daun sejati

5. Kacang Panjang (Vigna unguilcata)

Tergolong dalam perkecambahan Epigeal

Keterangan:
1. Radikula/ akar
2. Hipokotil
3. Kotiledon
4. Epikotil
5. Daun sejati

Dari hasil pengamatan kecambah diatas diperoleh Perkecambahan hipogeal terjadi pada tumbuhan Jagung, di mana tipe perkecambahan terlihat kotiledon tetap berada di dalam tanah. Hal ini terjadi karena pada masa awal pertumbuhan embrio bagian epikotil tumbuh lebih panjang dari hipokotil. Pada perkecambahan hipogeal, plumula akan naik ke atas tanah, sedangkan kotiledon tetap di bawah tanah. Ciri-ciri perkecambahan hipogeal adalah kotiledon akan tetap berada di dalam tanah, radikula dapat muncul dan berkembang membentuk akar, dan plumula muncul hingga permukaan tanah. Perkecambahan hipogeal umumnya terjadi pada tumbuhan monokotil, yaitu pada Jagung.

Sedangkan Perkecambahan epigeal terjadi pada tumbuhan kacang tanah, kacang panjang, kedelai, dan kacang hijau. Di mana tipe perkecambahan ditandai dengan hipokotil yang memanjang dengan mengangkat kotiledon ke atas permukaan tanah. Saat kotiledon naik ke permukaan tanah, maka kotiledon yang naik ke permukaan tanah akan menjadi daun pertama yang diikuti dengan perkembangan plumula.




























Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Teknologi Benih Melly Qodariyah/ A42220122/ TPP Gol A